Rimbawan: Terus Berbakti di Tengah Pandemi

Pandemi Covid-19 memang telah mengubah wajah dunia, namun tugas rimbawan Indonesia tetap sama. Meski pandemi membatasi jarak, para rimbawan terus bergerak, bekerja, dan berbakti dalam menyukseskan pembangunan, meningkatkan kesejahteraan rakyat, sekaligus memastikan lingkungan hidup dan hutan tetap lestari.

Mengantisipasi masa pandemi Covid-19, Kementerian LHK telah berupaya dan sangat berhati-hati terus melakukan upaya-upaya perbaikan untuk lingkungan dan hutan. Selain itu, juga menjaga agar lingkungan dan hutan bukan menjadi faktor yang secara nyata terpengaruh atau menjadi pengaruh atas pandemi Covid-19 tersebut.

“Saya berterima kasih kepada seluruh jajaran pimpinan KLHK dan seluruh aparat KLHK tingkat tapak, lapangan di seluruh penjuru pelosok tanah air, selama tahun 2020 telah bekerja dengan baik,” tegas Siti Nurbaya, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), dalam sambutan Renungan Suci memperingati Hari Bakti Rimbawan ke-38, Senin (15/03).

Dalam renungan yang digelar di Tugu Pahlawan Rimbawan, di Kompleks Perkantoran Badan Litbang dan Inovasi (BLI), Bogor, Menteri Siti menyampaikan bahwa pemerintah telah berupaya keras agar pandemi ini segera berakhir. Program vaksinasi di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan juga telah berjalan.

“Semoga dapat menjadi langkah baik dan lebih optimis lagi bagi kita semua untuk lebih meningkatkan pengabdian kita bagi bangsa dan negara,”ungkapnya.

Menjaga kelestarian hutan dalam mendukung pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan yang berkelanjutan, menurutnya sangat beresiko tinggi bagi keselamatan jiwa, terutama para rimbawan yang bertugas langsung di lapangan.  Medan yang berat, bencana yang tidak terduga, dan kompleksitas masalah, harus disikapi dengan semakin meningkatkan profesionalitas rimbawan.

Oleh karenanya kegiatan renungan suci dilaksanakan setiap tahun sebagai tradisi kontemplasi.  Para rimbawan harus diingatkan untuk secara terus menerus dan konsisten berpijak pada landasan jati diri rimbawan dalam pelaksanaan tugasnya.  Jujur, tanggung jawab, disiplin, ikhlas, visioner, adil, peduli, kerjasama dan profesional sebagai sembilan nilai dasar rimbawan agar selalu melekat di mana pun dan kapan pun.

“..ciri rimbawan melekat pada diri kita dalam melaksanakan tugas di berbagai medan ruang tugas yang sangat beragam tingkat kesulitannya..,”tegasnya.

Renungan suci ini juga sebagai upaya untuk memelihara kesadaran bahwa kerja-kerja sosok rimbawan mengandung banyak konsekuensi, termasuk konsekuensi gugur dalam tugas.  Bidang tugas yang lebar, dan tantangan yang dihadapi semakin berat di masa depan.

Organisasi Berubah, Jati Diri Tidak (Berubah)

“Perubahan sudah nyata di hadapan kita bersama, dan sebagai pimpinan jajaran KLHK saya mengajak kita semua mencermati dengan sebaik-baiknya, melakukan internalisasi dan terus mempersiapkan berbagai instrumen kebijakan dan instrumen kerja termasuk membuat personil KLHK lebih well-equiped, lebih melengkapi dirinya dengan segala pengetahuan dan pemahaman kerja serta skill lapangan yang memenuhi standar untuk memenuhi kebutuhan panggilan tugas,”tegas Menteri Siti.

Perubahan yang sedang terjadi salah satunya di Badan Litbang dan Inovasi (BLI). Namun perubahan itu tidak akan menghapus jati diri rimbawan. Ini merupakan salah satu  refleksi cara mengelola perubahan di Kementerian LHK, yang tuntutannya begitu besar, tantangannya juga tidak kecil. Sembilan nilai dasar sebagai pijakan rimbawan sejati tetap harus tetap menjadi pedoman.

“Landmark BLI Jl. Gunung Batu, tidak akan pernah pupus. Jati dirinya selalu tertanam, meski organisasi berubah,”pungkas Siti.

Berkenaan perubahan organisasi tersebut, Kepala BLI, Dr. Agus Justianto dalam laporannya menyampaikan bahwa BLI  mengemban tugas dari Menteri LHK terkait terbitnya Perpres nomor 92 tahun 2020 tentang Kementerian LHK dan Perpres Nomor 50 tahun 2020 tentang Kementerian Ristek/BRIN.

“Secara marathon BLI menyiapkan konsep-konsep lembaga dan organisasi Badan Standarisasi Instrumen (BSI) LHK, serta penyiapan transfer BLI ke Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN),”ungkap Agus.

Kegiatan renungan suci ini, diharapkan Agus dapat menjadi memacu semangat rimbawan BLI dan seluruh rimbawan lain di mana pun berada untuk bekerja, menciptakan inovasi-inovasi baru agar berkontribusi dalam peningkatan kualitas lingkungan dan hutan serta kesejahteraan masyarakat.

Acara ini dihadiri oleh jajaran  Pejabat Pimpinan Tinggi lingkup Kementerian LHK serta dihadiri secara virtual oleh lebih dari 300 rimbawan di seluruh Indonesia dalam kanal zoom dan youtube Badan Litbang dan Inovasi.  Renungan suci merupakan rangkaian dari kegiatan Hari Bakti Rimbawan (HBR).  Pada 2021 ini HBR mengusung tema “Terus Berbakti di Tengah Pandemi untuk Lingkungan dan Hutan Lestari”.*(DP)

Credit photo:

  1. Menanam mangrove (Ditjen PDASHL)
  2. Renungan Suci (Sekretariat BLI)
  3. Tugu Pahlawan Rimbawan (Sekretariat BLI)
Penulis : Dyah Puspasari
Editor : Yayuk Siswiyanti
Bagikan Berita / Artikel

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *