Pemerintah Apresiasi Inisiatif Upaya Pemulihan Lingkungan Oleh Kelompok Masyarakat

Pengelolaan hutan telah mengalami pergeseran paradigma. Hutan tidak lagi dipandang sebatas hanya kayu. Kini, pengelolaannya menitikberatkan hutan sebagai sebuah kesatuan lanskap atau landscape based forest management.

“Hutan itu menawarkan jasa lingkungan atau jasa ekosistem (ecosystem services) yang luar biasa. Sehingga dalam pengelolaannya, tidak hanya menimbang komponen vegetasi, tetapi ada komponen lain seperti air, biodiversitas, begitu pula masyarakat dan hal lain yang merupakan satu kesatuan dalam ekosistem itu,” kata Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Alue Dohong, saat menghadiri Deklarasi Peduli Hutan Indonesia dan Peresmian Penanaman Perdana
Gerakan Tanam Pohon Jadi
Indonesia di Wunung, Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Selasa (22/02/2022). Selain pembacaan deklarasi,

Masyarakat sebagai komponen dari lanskap tersebut, menjadi bagian penting dan paling dinamis. Oleh karena itu, Pemerintah sangat menghargai inisiatif masyarakat untuk menjaga sekaligus memulihkan hutan dan lingkungan.

Wamen Alue menyampaikan, upaya pemulihan lingkungan ini juga erat kaitannya dengan komitmen Indonesia di kancah global dalam pengurangan emisi, dalam rangka mengendalikan gas rumah kaca yang menyebabkan perubahan iklim. Keseriusan Indonesia ini diterjemahkan ke dalam NDC, yang menargetkan pengurangan emisi GRK sebesar 29% pada tahun 2030 dengan upaya sendiri atau 41% dengan dukungan internasional. Dari angka tersebut, sektor kehutanan dan tata guna lahan menjadi kontributor terbesar.

“Salah satu upaya di sektor kehutanan yaitu dengan penanaman pohon, karena dengan menanam akan terjadi sekuestrasi karbondioksida yang disimpan dalam biomassa pohon, yang disebut karbon. Dengan semakin banyak kita menanam, semakin besar serapan CO2 di ekosistem hutan kita,” terang Wamen Alue.

Semangat masyarakat untuk menanam pohon inilah yang turut digelorakan oleh Yayasan Peduli Hutan Indonesia (YPHI) sebagai inisiator kegiatan Deklarasi Peduli Hutan Indonesia.

“Harapannya, inisiatif seperti dilakukan YPHI ini terus bergulir dan berkembang di daerah lain, menjadi gerakan di masyarakat yang lebih luas. Ini menumbuhkan optimisme bagi kita semua agar tutupan hutan, jasa lingkungan, biodiversitas dan kesejahteraan masyarakat juga pulih,” ujar Wamen Alue.

Dukungan untuk gerakan menanam pohon untuk pemulihan lingkungan juga disampaikan oleh Anggota Komisi IV DPR RI Darori Wonodipuro.

“Saya mendukung gerakan ini ke depannya. Mari kita terus perluas ini, kalau perlu diusulkan untuk ada satu hari khusus semua masyarakat Indonesia ikut menanam pohon,” katanya.

Sementara itu, Ketua Umum YPHI Transtoto Handhadhari mengatakan pihaknya berharap dapat mengubah cara pandang (mindset) masyarakat umum terhadap hutan. Dia mengajak masyarakat untuk bersama bertekad melestarikan berbagai fungsi hutan yang sangat penting bagi kehidupan.

“Kami juga siap untuk selalu membantu pemerintah dalam melaksanakan pengelolaan hutan,” katanya.

Pada acara tersebut, turut hadir mendampingi Wamen LHK Alue Dohong yaitu Direktur Perencanaan dan Pengawasan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Tenaga Ahli Menteri Bidang Pemuda dan Pramuka, dan Kepala UPT KLHK di Provinsi DIY. Selain itu, turut hadir Wakil Bupati Gunungkidul, serta Forkopimda Provinsi DIY dan Kabupaten Gunungkidul.

Usai menghadiri Deklarasi Peduli Hutan Indonesia, Wamen Alue Dohong melanjutkan kunjungan kerjanya di Provinsi DIY dengan meninjau penangkaran rusa di Stasiun Flora Fauna Gunung Bunder di Playen, Kabupaten Gunungkidul, Provinsi DIY. (**)

___

Sumber Berita :
www.menlhk.go.id
www.ppid.menlhk.go.id

Bagikan Berita / Artikel

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *