HPSN 2022, Membangun Destinasi Pariwisata Berkelanjutan Melalui Pengelolaan Sampah Berwawasan Lingkungan

Sebagai bagian dari rangkaian Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia bersama dengan Danone-AQUA menyelenggarakan webinar bertajuk Membangun Destinasi Pariwisata yang Berkelanjutan Melalui Pengelolaan Sampah Berwawasan Lingkungan. (1/3)

Saat membuka acara, Alue Dohong, Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan menjelaskan bahwa sampah menjadi salah satu sumber yang menyebabkan kondisi lingkungan menjadi menurun kualitasnya, bukan hanya secara estetika, tetapi lebih penting lagi, karena sampah merupakan salah satu sektor sumber emisi Gas Rumah Kaca (GRK) yang berbahaya bagi kerusakan atmosfir yang akan memberikan dampak buruk pada kehidupan masyarakat. Dalam hal ini, pemerintah berperan penting dalam penerapan peraturan pengelolaan sampah berbasis Kawasan, termasuk di antaranya Kawasan Wisata.

“Sejalan dengan tema Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional tahun 2022 yaitu Kelola Sampah, Turunkan Emisi, Bangun Proklim, maka Kawasan Wisata hendaknya menjadi salah satu ekosistem yang perlu diperhatikan upaya pengelolaan sampah berkelanjutannya. Penanganan dan pengelolaan sampah untuk turunkan emisi GRK harus melibatkan seluruh komponen masyarakat yang meliputi Pemerintah Pusat dan Daerah, akademisi, aktivis, komunitas, dunia usaha, asosiasi profesional dan bahkan individual,” ungkap Alue Dohong.

Menurut Alue Dohong, Industri daur ulang dapat berperan besar dalam proses pengurangan sampah sehingga sampah di Kawasan Wisata dapat dikumpulkan lalu didaur ulang menjadi produk yang lebih bermanfaat. Bank Sampah dan pengepul sampah adalah ujung tombak dalam pengumpulan sampah, selain sebagai sarana pengumpulan sampah juga sebagai sarana untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mengelola sampahnya.

Tentang Pariwisata Berkelanjutan, Rosa Vivien Ratnawati, Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 KLHK menambahkan perlu adanya keseimbangan antara sosial budaya, ekonomi dan lingkungan, dimana salah satunya adalah pengelolaan sampah yang bertanggung jawab sehingga menciptakan alam yang bersih, indah dan nyaman sebagai modal industri pariwisata Indonesia.

“KLHK juga melakukan aksi nyata secara masif melalui komunikasi informasi dan edukasi kepada seluruh elemen masyarakat untuk melakukan pilah sampah di sumber, gerakan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, pendampingan dan peningkatan kapasitas bagi pemerintah daerah serta bermitra dengan berbagai pihak seperti acara hari ini,” kata Rosa Vivien.

Menjawab pentingnya peran sektor swasta dan juga dunia usaha dalam memberikan kontribusi nyata  terhadap manajemen sampah di Kawasan Wisata, Vera Galuh Sugianto, VP General Secretary Danone Indonesia menjabarkan, melalui kerangka program #BijakBerplastik yang telah dilakukan Danone-AQUA sejak 2018, terus dilakukan berbagai usaha konkrit dalam pengelolaan sampah plastik, sesuai dengan tiga pilar utama #BijakBerplastik yaitu Pengumpulan, Edukasi, dan Inovasi.

“Tak bisa dipungkiri bahwa Kawasan Wisata menjadi salah satu sektor yang harus mendapatkan perhatian khusus. Pengumpulan sampah yang sistematis dan terintegrasi telah kami mulai di lima kawasan destinasi wisata prioritas yaitu Labuan Bajo, Mandalika, Toba, Likupang dan Borobudur. Usaha ini melibatkan kerjasama dengan multi pihak sehingga dapat mengurangi sampah ke laut, meminimalkan emisi GRK, dan memberikan nilai tambah terhadap sampah tersebut untuk menjadi produk yang lebih bermanfaat,” ucap Vera Galuh.

Pada kesempatan yang sama juga melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Pemerintah Daerah di wilayah pariwisata unggulan yaitu Dinas Lingkungan Hidup Minahasa Utara dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Toba, dengan Danone-AQUA. Prosesi penandatanganan disaksikan langsung oleh Sinta Saptarina Soemiarno, Direktur Pengurangan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

“Kami berharap, penandatanganan MoU antara Danone-AQUA dan Pemerintah Daerah menjadi langkah konkrit suatu “Best Practise” sebagai perwujudan sinergi kemitraan yang baik antara pelaku usaha, pemerintah, dan pihak lainnya dalam mengumpulkan kembali sampah yang dihasilkan, khususnya di Kawasan Wisata.  Aksi nyata kolaboratif ini, diharapkan dapat diikuti dan direplikasi di berbagai tempat, sehingga ‘Kawasan Wisata Bersih Sampah’ dapat terwujud sekaligus memenuhi komitmen dunia dalam upaya penanggulangan dampak perubahan iklim,” ungkap Sinta Saptarina menutup acara webinar ini.

Acara ini dihadiri perwakilan dari berbagai elemen pemangku kepentingan seperti perwakilan Pemerintah Pusat dan Daerah, Akademisi, Lembaga Swadaya Masyarakat, pihak Swasta, Asosiasi terkait, serta penggiat lingkungan.(*)

__________

Sumber Berita
www.menlhk.go.id
www.ppid.menlhk.go.id

Bagikan Berita / Artikel

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *