Mini Workshop Job Creation: Siapkan Pramuka Sebagai Generasi LHK Berjiwa Wirausaha Kreatif

Dalam rangkaian peringatan Hari Lingkungan Hidup (HLH) Sedunia Tahun 2023, KLHK menggelar berbagai kegiatan. Salah satunya yaitu bimbingan teknis berupa workshop “Job Creation Saka Kalpataru dan Saka Wanabakti (KAWAN) Melalui Budidaya Maggot BSF” di Ruang Rimbawan 1, Manggala Wanabakti, Jakarta, Senin (5/6).

Kegiatan untuk peningkatan kapasitas generasi muda ini dimotori oleh Pusat Pengembangan Generasi LHK, BP2SDM, Kementerian LHK. Sebanyak 100 peserta yang berasal dari PINSAKANAS dan PINSAKA di wilayah DKI Jakarta hadir dan terlibat aktif mengikuti agenda ini.

Plt. Kepala Badan Pengembangan dan Penyuluhan Sumber Daya Manusia (BP2SDM) KLHK, Ade Palguna Ruteka menegaskan bahwa budidaya maggot  mampu mendorong terciptanya lapangan kerja atau job creation serta pewirausaha. Wirausaha dianggap sebagai jawaban untuk mengatasi permasalahan ekonomi, terutama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi serta perkembangan teknologi.

“Selain berdampak pada peningkatkan pertumbuhan ekonomi, kegiatan wirausaha juga terkait dengan menciptakan lapangan pekerjaan/Job Creation,” kata Ade dalam sambutan pembukaannya.

Bimtek ini bertujuan untuk mengurangi timbulan sampah. Selain itu, mendukung capaian pembelajaran yang diinginkan dalam pembinaan Satuan Karya Pramuka khususnya saka Kalpataru dan Saka Wanabakti yang berasal dari 5 (lima) pangkalan Satuan Karya Saka KAWAN di Wilayah DKI Jakarta ini.

Kepala Pusat Pengembangan Generasi LHK Sinta Saptarina Soemiarno, mengungkapkan setelah mengikuti kegiatan ini, para peserta dapat menjadi pionir wirausaha yang membantu pelestarian 5 lingkungan di wilayah masing-masing. Mereka juga dapat membuka peluang kerja bagi teman-teman saka maupun masyarakat sekitarnya.

“Bimtek ini dimaksudkan untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan kreatif pada generasi LHK, dan agar peserta mampu untuk melakukan wirausaha kreatif melalui budidaya maggot BSF dengan pakan dari hasil pengolahan sampah organik,” katanya.

Sampah organik dapur yang berasal dari sisa makanan menurut data Sistem Informasi Peengelolaan Sampah KLHK merupakan komposisi yang masih mendominasi jenis sampah secara nasional. Komposis sampah berdasarkan jenis sampah yaitu 41.31% sisa makanan dikuti oleh sampah plastik 18,23%, sampah ranting 13.09%, sampah kertas/karton 11.23% dan jenis sampah lainnya seperti logam, kain, kulit, kaca dibawah 3%. Pemanfaatan sampah organik saat ini masih berfokus kepada pengolahan sampah organik seperti ranting, daun dan sampah sayuran untuk pembuatan kompos dimana proses yang dibutuhkan memerlukan waktu yang cukup lama (3-4 bulan).

Saat ini, pemanfaatan sampah organik khususnya sampah organik dapur mulai dilakukan melalui biokonversi sampah organik menjadi pakan untuk budidaya maggot. Lalat tentara hitam atau black soldier fly (BSF) merupakan jenis serangga dimana pada stadium larvanya mampu mengkonversi sampah organik dapur menjadi protein dalam tubuhnya dengan perbandingan untuk menghasilkan 1 kg maggot segar diperlukan sampah organik dapur  5-10 kg.

Selama pelaksanaan bimtek, peserta mendapatkan teori dan praktik budidaya maggot dari narasumber seorang pengusaha dan praktisi budidaya maggot. Peserta juga dibekali seperangkat alat sederhana budidaya maggot sebanyak 10 unit (satu set alat untuk sepuluh peserta).

Tindaklanjut dari kegiatan bimtek ini juga dilakukan pendampingan dan evaluasi selama 30 hari setelah kegiatan dilaksanakan. Kegiatan evaluasi ini bertujuan untuk melihat penerapan kompetensi peserta yang telah diberikan selama bimbingan teknis.

Acara ini juga dihadiri oleh Tenaga Ahli Menteri LHK Bidang Kepemudaan dan Kepramukaan Generasi Muda LHK, Pramu Risanto dan Sekretaris Umum PINSAKANAS, Hezliyah Siregar.

_________

Website:
www.ppid.menlhk.go.id

 

Bagikan Berita / Artikel

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *