Gd Manggala Wanabakti Blok VII Lantai 10, Jl. Jenderal Gatot Subroto, Jakarta 10270
(021) 57903068 ext 373
bsilhk@menlhk.go.id

Bahau Camp: Festival Wisata Alam, Budaya Dan Petualangan Tanakame

Dalam rangka peringatan Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) tiap tanggal 10 Agustus, Balai Taman Nasional Kayan Mentarang (Tanakame) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melaksanakan kegiatan Festival Wisata Alam dan Budaya Bahau Hulu (Bahau Camp II) di Tana’ Ulen Lalut Birai, Desa Long Alango, Kecamatan Bahau Hulu, Kabupaten Malinau, Provinsi Kalimantan Utara. 

Dalam acara yang berlangsung dari tanggal 21 – 24 Agustus 2023 ini, selain kegiatan berkemah di alam juga diisi dengan atraksi wisata alam susur sungai, pagelaran seni dan budaya, sarasehan (talkshow), dan business meeting. Penyelenggaraan festival ini dimaksudkan sebagai stimulan bagi masyarakat Bahau Hulu untuk senantiasa melestarikan alam lingkungan, menjaga nilai-nilai luhur kearifan lokal dan adat istiadat budaya, serta mengembangkan produk-produk lokal yang ada untuk pengembangan perekonomian masyarakat.

Keberadaan Balai Taman Nasional Kayan Mentarang sebagai pemangku kepentingan dalam pengelolaan kawasan konservasi di Kabupaten Malinau, telah memberikan kontribusi yang nyata dalam peningkatan perekonomian khususnya di Kecamatan Bahau Hulu, salah satunya pengembangan daya tarik destinasi wisata alam dan petualangan, pemasaran pariwisata alam dan lingkungan serta pengembangan desa wisata budaya.  

Bupati Malinau, Wempi W. Mawa, yang turut berkemah dalam festival ini mengakui pengelolaan kawasan ditingkat tapak tidaklah mudah. Tantangan pengelolaan kawasan konservasi Taman Nasional Kayan Mentarang tidak sekedar upaya perlindungan keanekaragaman hayati yang terkandung di dalamnya, tapi juga merupakan upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat di sekitar kawasan konservasi baik melalui peningkatan kapasitas masyarakat desa binaan taman nasional, pemberian bantuan ekonomi, dan pelibatan peran aktif masyarakat adat dalam upaya pengelolaan kawasan konservasi taman nasional. 

“Pelaksanaan Festival Wisata Alam dan Budaya: Bahau Camp ke-2 sebagai bagian dari rangkaian acara peringatan Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) tahun 2023, diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat secara keseluruhan dan menciptakan perilaku konservasi yang mencintai lingkungan dan yang bersikap menjaga lingkungan.  Kami juga berharap setiap kegiatan festival budaya dapat menjadi wadah bagi para UMKM untuk turut serta berpartisipasi aktif di dalamnya,” ungkap Wempi.  

Sejalan dengan kebijakan pemerintah yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, sektor pariwisata alam menjadi prioritas pembangunan.  Pengembangan wisata alam memberikan dampak yang luar biasa karena tidak terlepas dari multipler effect yang ditimbulkan. Kegiatan penyediaan jasa akomodasi, transportasi, konsumsi, informasi dan lain-lain merupakan suatu prasyarat yang diperlukan dalam pengelolaan wisata umumnya dan wisata alam khususnya.

Dengan adanya peluang tersebut harapannya masyarakat sekitar kawasan konservasi dapat mengambil ceruk perputaran ekonomi akibat adanya kegiatan pariwisata alam.  Masyarakat sekitar kawasan konservasi juga dapat menjadi pelaku wisata alam dan berperan aktif dari hulu sampai hilir.

Dalam acara yang diikuti sekitar 200 peserta ini, Direktur Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kawasan Konservasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Nandang Prihadi, menyampaikan sebagai kawasan konservasi, Taman Nasional Kayan Mentarang telah berperan aktif dalam pemanfaatan jasa lingkungan baik wisata alam dan jasa lingkungan air.  Secara eksplisit, penyelenggaraan acara Festival Budaya, petualangan dan Wisata Alam: Bahau Camp Tahun 2023 ini, merupakan wujud nyata daripada promosi dan pemasaran pariwisata alam.

Dikatakan Nandang, Taman Nasional Kayan Mentarang memiliki potensi keanekaragaman hayati yang sangat tinggi dengan beberapa spesies endemik seperti Macan Dahan Kalimantan dan Banteng Kalimantan, juga memiliki bentang alam yang indah serta tradisi budaya yang eksotik.  Namun,  hal ini belum berbanding lurus dengan jumlah kunjungan wisatawan baik lokal maupun mancanegara.  Untuk itu perlu upaya ekstra dalam rangka meningkatkan kunjungan wisatawan, khususnya wisata budaya dan petualangan alam atau wisata minat khusus yang berkualitas.

“Dengan terselenggaranya acara ini, besar harapan kami untuk dilaksanakan secara berkelanjutan dikemudian hari dalam mendukung upaya pemanfaatan dan perlindungan kawasan konservasi.  Untuk itu, pada kesempatan yang baik ini, kami mengajak masyarakat terutama para generasi muda untuk bersama-sama menjaga kawasan Taman Nasional dengan mamanfaatkan potensi-potensi yang sudah ada,” ungkap Nandang.

Dari sekian banyak potensi wisata alam yang dimiliki Kecamatan Bahau Hulu, terdapat 2 (dua) potensi wisata alam dan budaya yang layak untuk dikembangkan bersama yaitu Padang Rumput Long Tua sebagai habitat banteng kalimantan (Bos javanicus lowii) yang berada di desa Apau Ping dan Tana’ Ulen Lalut Birai di desa Long Alango sebagai pusat penelitian hutan hujan tropis berbasis ecotourism, yang juga sebagai habitat beberapa satwa endemik kalimantan salah satunya macan dahan kalimantan. Selain itu, masih terdapat beberapa potensi wisata alam dan budaya yang akan dicoba kembangkan ke depan yaitu wisata pendakian “Batu Tuweng” di Lalut Birai, serta wisata sejarah dan budaya “Batu Baliu” di desa Apau Ping. 

Sementara itu, produk lokal Kecamatan Bahau Hulu juga mempunyai potensi luar biasa yang bisa dikembangkan dan promosikan, melalui kelompok desa binaan Balai Taman Nasional Kayan Mentarang telah terbentuk di 6 (enam) desa yaitu: desa Apau Ping dengan produk bubuk lada, desa Long Berini dengan produk kayu manis dan kopi, desa Long Kemuat dengan produk anyaman rotan dan kopi, desa Long Tebulo dengan produk lada, desa Long Uli dengan produk meubel furniture rotan, dan desa long alango dengan produk olahan makanan khas Bahau Hulu. 

“Adapun tujuan diselenggarakannya festival ini adalah untuk mempromosikan wisata alam dan budaya yang dimiliki kecamatan Bahau Hulu, Kabupaten Malinau, serta meningkatkan sinergi pengelolaan wisata alam, petualangan dan budaya di kecamatan Bahau Hulu antara pengelola Taman Nasional Kayan Mentarang bersama Pemerintah Kabupaten Malinau dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara. Harapan kami semoga kegiatan bahau camp ini dapat berjalan dengan baik dan dapat menjadikan pengalaman yang berkesan bagi kita semua. Sesuai dengan moto Taman Nasional Kayan Mentarang: Nature, Culture dan Adventure,” ungkap Kepala Balai TNKM, Agusman, menambahkan.

Dalam rangkaian acara ini juga dilaksanakan penyerahan bantuan secara simbolis dari TNKM kepada kelompok desa binaan. Turut hadir dalam festival ini, Wakil Ketua DPRD Malinau, Kepala Dinas Pariwisata Kaltara, Kepala Dinas Pariwisata, Kepala Dinas Pemberbadayaan Masyarakat Desa dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Malinau, Kepala UPTD KPH Malinau, Camat Bahau Hulu, Kepala Adat Besar Bahau Hulu, Para Tokoh dan Masyarakat Adat Kecamatan Bahau Hulu, Mitra TNKM, Peserta Bahau Camp serta Masyarakat Kecamatan Bahau Hulu.(*)
_____

Website:
www.ppid.menlhk.go.id

Bagikan Berita / Artikel

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *