Catatan Site Visit Survei Seismik 3D Vibroseis Kepuh

Minyak dan gas bumi merupakan sumber energi yang saat ini masih menjadi pilar pemenuhan kebutuhan energi. Pada tahapan kegiatan eksplorasi cadangan minyak, akan menimbulkan dampak. Standar telah mengatur bagaimana memitigasi dampak baik lingkungan, sosial, maupun tata kelola, yaitu Standar Survei Seismik 3D Vibroseis di Darat. PT. Pertamina telah menerapkan ini secara sistematis, terlembaga, dan terstruktur dengan baik. Teknologi dan strategi akan terus dikembangkan untuk semakin meminimalisir dampak, sebagai peningkatan kualitas standar.

[BSILHK]_Standar memberikan rambu-rambu agar kegiatan aman baik terhadap lingkungan, sosial, maupun tata kelola (ESG – Environment, Social, Governance). Salah satu contohnya adalah kegiatan ekslorasi cadangan minyak dan gas bumi. Kegiatan eksplorasi (survei) ini akan menimbulkan dampak. Oleh karena itu – perlu standar, baik pra operasi, operasi, maupun pasca operasi.

Banyak teknik eksplorasi antara lain metode gravitasi, metode seismik, metode induksi magnetik, metode resistivitas listrik dan metode magnetik. Salah satu metode yaitu seismik merupakan teknik  eksplorasi yang didasarkan pada pengukuran respon gelombang seismik (suara) yang dimasukkan ke dalam tanah dan kemudian direfleksikan atau direfraksikan sepanjang perbedaan lapisan tanah atau batas-batas batuan.

Survei dengan teknologi seismik 3D digunakan untuk mencari dan menemukan sumber hidrokarbon di bawah lapisan bumi. Teknologi ini telah digunakan oleh ahli-ahli geologi Indonesia untuk mengeksplorasi cadangan minyak dan gas bumi di bawah permukaan bumi.

Pelaksanaan survei menggunakan truk vibroseis sebagai sumber seismik akan bekerja di sepanjang lintasan yang sudah ditentukan titik-titik koordinatnya. Truk vibroseis ini mampu melintasi berbagai medan morfologi permukaan. Efek destruktif yang ditimbulkannya diklaim relatif lebih rendah dibandingkan teknologi survei lain.  Metode vibroseis menjadi opsi dalam kegiatan akuisisi data seismik yang digunakan kebanyakan perusahaan migas saat ini, terutama di daerah permukiman baik di perkotaan dan pedesaan.

Badan standardisasi Instrumen LHK telah menyusun Standar Survei Seismik Vibroseis di Darat. Standar ini melakukan pengendalian terhadap potensi-potensi dampak antara lain: persepsi negatif masyarakat, keresahan masyarakat, kesempatan kerja, timbulnya limbah padat domestik (sampah), konflik sosial, timbul limbah B3, gangguan terhadap vegetasi di jalur lintasan seismik, gangguan terhadap satwa liar, gangguan lalu lintas, penurunan kualitas udara, peningkatan kebisingan, peningkatan getaran, kerusakan sarpras jalan, kerusakan bangunan di jalur lintasan seismik, dan gangguan terhadap kawasan sensitif. Pengendalian dampaknya antara lain: sosialisasi kepada masyarakat, kompensasi kerusakan apabila terbukti ada kerusakan akibat kegiatan survei seismik vibroses, petugas menangani sampah, mengumpulkan limbah B3 dan menyalurkan ke pengolah limbah B3, pengaturan truk vibroseis, pengaturan durasi intervensi getaran vibroseis, uji emisi truk vibroseis, pelibatan polantas pengaturan lalu lintas, pelibatan unit kesehatan (ambulance) dan lain-lain.

Site visit uji penerapan standar tersebut dilaksanakan di Proyek Survei Seismik 3D Vibroseis Kepuh di Kecamatan Karawang Timur, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, pada Jumat (21/03/2024). Proyek ini dilakukan oleh PT. Pertamina EP yang menyelenggarakan usaha di sektor hulu bidang minyak dan gas bumi meliputi eksplorasi dan eksploitasi, sebuah anak perusahaan PT Pertamina (Persero) bagian Subholding Upstream di bawah kelola PT Pertamina Hulu Energi.

Tim BSILHK melihat secara langsung proses survei seismik 3D vibroseis, berdiskusi di lapangan dengan pihak pelaksana dan juga dengan masyarakat sekitar yang wilayahnya dilalui survei ini. Site visit ini didampingi oleh Muhammad Zaki dari Divisi Operations & Support (EOS) Pertamina Hulu Energi (PHE) beserta Nanda Putra dan Riska Septia dari Environment PHE, Erwan Cahya Dewa selaku Party Chief PT Elnusa Tbk selaku Kepala Proyek, Jhon Piter selaku Chief Mekanik Vibro, dan Permana Citra Adi selaku Field Supervisor Seismik 3D Kepuh dari Pertamina EP.

Dalam wawancara dengan salah satu masyarakat, mengatakan “Iya kami sudah tahu kegiatan ini, kami sudah tahu nanti kalau ada rumah yang retak atau genteng yang jatuh – akan diganti,“ kata masyarakat yang sudah mendapat stiker survei,  sambil tersenyum lebar.

Adi mengungkapkan bahwa metode vibroseis ini menggunakan sistem sensor seismik dengan wireless technology receiver yakni berupa alat yang hanya cukup ditancapkan di permukaan tanah. Dukungan teknologi ini menjadikan kegiatan survei eksplorasi cadangan minyak dan gas bumi menjadi lebih ramah lingkungan dibanding metode seismik pada umumnya, yaitu dengan menggunakan explosive seismic source. Ini termasuk meniadakan penggunaan kabel-kabel yang menghubungkan satu receiver dengan receiver lain sehingga menghilangkan potensi limbah B3 dari penggunaan kabel.

Berdasarkan pemantauan di lapangan, proses survei ini dilakukan oleh 4 truk vibroseismik. Proses mobilisasi truk vibroseismik tersebut berpotensi menimbulkan dampak berupa gangguan lalulintas. Hal ini diatasi dengan pengawalan oleh Kepolisian dan Dinas Perhubungan setempat. Kepolisian mengawal di depan truk vibroseismik dan Dinas Perhubungan mengawal di belakang rangkaian truk tersebut.

Dalam proses survei seismik vibroseis tersebut jenis dampak yang mungkin timbul adalah peningkatan getaran dan penurunan kualitas udara.  Untuk mitigasi dampak getaran, sebelum proyek berjalan telah dilakukan pengukuran PPV (Peak Particel Velocity) berupa getaran tanah untuk mencari jarak aman sumber getar vibroseis terhadap daerah paparan. Tujuan dilakukan pengukuran PPV Test untuk mengukur baku tingkat getaran. Baku tingkat getaran adalah batas maksimum kecepatan partikel puncak (yang merupakan fungsi frekuensi) yang diperbolehkan untuk struktur bangunan tertentu sehingga tidak menimbulkan gangguan terhadap keutuhan bangunan.

Untuk mitigasi dampak kebisingan telah dilakukan pengaturan tingkat kebisingan sesuai dengan peta pemantauan lingkungan hidup dan baku mutu yang ditetapkan. Sementara terkait kualitas udara, seluruh truk vibroseis yang digunakan telah memiliki Sertifikat Lolos Uji Emisi, sehingga dipastikan bahwa gas buang yang dihasilkan truk vibroseis tersebut tidak melebihi angka parameter ambang batas emisi gas buang.

Hasil pantauan di lapangan bahwa proses survei seismik vibroseis tersebut disaksikan oleh para penduduk setempat dan diawasi oleh aparat pemerintahan setempat. Barnas, salah satu Ketua RW di Kelurahan Adiarsa Timur yang hadir di lapangan menyampaikan bahwa mendapat tugas dari kelurahan untuk mengawasi pelaksanaan kegiatan. Apabila ada dampak yang timbul, maka dapat langsung membantu masyarakat untuk menyampaikan laporan kepada petugas survei.

Pada lokasi yang dipantau, dari getaran yang timbul tidak menimbulkan kerusakan pada rumah penduduk. Petugas survei juga telah memiliki data awal kondisi bangunan yang akan dilewati, sehingga apabila ada laporan kerusakan segera memverifikasi untuk proses tindak lanjut perbaikannya.

Kegiatan survei ini juga telah menerapkan standar penanganan keadaan darurat. Di lapangan terlihat bahwa survei juga didampingi oleh ambulan yang siaga sebagai unit reaksi cepat keadaan darurat selama kegiatan vibroseismik berlangsung.

Truk vibroseis ini juga menghasilkan limbah berupa oli bekas yang diganti setiap dua minggu sekali. Limbah oli bekas ini masuk kategori limbah B3. Untuk penanganan limbah B3 ini, PT Pertamina EP telah bekerja sama dengan perusahaan jasa pengangkutan & pengelolaan limbah B3 yang telah mengantongi izin dari KLHK untuk pengangkutan limbah B3 yang dihasilkan selama proyek berlangsung.

Hasil site visit ini menjadi salah satu bahan untuk analisis rekomendasi tindakan korektif atas rumusan standar, termasuk untuk kebutuhan kondisi pemungkin. Selanjutnya hasil dari uji terap yang dilakukan akan menjadi bahan sintesis skema penerapan standar untuk bahan pertimbangan penetapan standar.

Salah satu catatan penting  lainnya di lapangan yang perlu terus menjadi perhatian dalam kesuksesan proyek adalah membangun pemahaman masyarakat setempat tentang manfaat dan dampak proyek bagi daerah setempat. Keterwakilan gender dalam proses sosialisasi menjadi penting mengingat potensi dampak yang ditimbulkan tidak hanya oleh masyarakat laki-laki, namun juga perempuan – sehingga perempuan perlu diminta pula pendapatnya.

Penulis: Dyah Puspasari

Editor: Yayuk Siswiyanti

Bagikan Berita / Artikel

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *