Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya meluncurkan Laboratorium Ekologi dan Keadilan Sosial (Lab Ekosos) yang diinisiasi oleh Institut Hijau Indonesia di Jakarta, Sabtu (10/8/2024).
Dalam sambutannya, Menteri Siti menyampaikan ada tiga makna penting dalam langkah mencapai kemajuan dalam lingkungan hidup dan kehutanan dengan membangun laboratorium lapangan untuk ekologi dan keadilan sosial.
Pertama, laboratorium lapangan seperti ini akan menuntun kita pada kerja yang sistematis di lapangan, misalnya dalam proses menanam pohon sehingga terbangun kesadaran bahwa menanam itu penting dan menjadi bagian dari dorongan naluri.
Kedua, laboratorium lapangan seperti ini sangat penting untuk menjawab dan merintis secara nyata bentuk-bentuk ataupun situasi dari ekosistem yang ideal, yaitu suatu ekosistem yang terbangun dari elemen dasar sistem ekologi dan sistem sosial.
Menteri Siti menjelaskan ekosistem itu artinya blending atau menyatunya antara sistem ekologi dan sistem sosial, misalnya seperti yang bisa kita lihat di desa dimana alam terjaga, ada ruang masyarakat untuk membangun ekonomi, terdapat kohesi sosial yang baik yakni hubungan interaksi antar manusia, ada ruang kesempatan masyarakat yang terbuka untuk maju, ada aksesibilitas yang baik, hubungan kedalam dan keluar yang baik (inward dan outeward looking), ada akses informasi yang cukup, dan beberapa kriteria lagi dalam teori-teori pembangunan desa.
"Seperti itulah antara lain ekosistem desa yang ideal. Laboratorium Ekosos lapangan ini akan menuntun hingga ke fase ekosistem pedesaan yang ideal tersebut," katanya.
Ketiga, pada konteks keilmuan, ketika kita berbicara tentang keadilan sosial dan ekologis maka praktik-praktik empirik lapangan seperti ini dan akumulasinya akan membangun temuan-temuan baru atau novelty untuk terbangunnya sebuah teori. Jadi laboratorium lapangan ini juga akan sangat berarti dalam mengembangkan keilmuan dan melengkapi keilmuan lingkungan dari cabang utamanya semula dari keilmuan geografi dan ekonomi. Laboratorium lapangan akan melengkapi keilmuan lingkungan dengan imu dasar politik dan ilmu dasar hukum. Begitulah bidang keilmuan akan semakin majunya bidang lingkungan yang berciri ilmu-ilmu sosial tetapi juga keilmuan eksakta, ilmu alam dan bahkan statistika. Jadi ada jalan baru menuju penguatan keilmuan lingkungan dan ini akan menarik bagi para akademisi dan peneliti.
"Bagi pemerintah sangat penting mendorong seperti ini, dimana dalam kebijakan dan operasional lingkungan, stakeholders dengan requirement tertinggi adalah para peneliti dan akademisi. Tantangan menjawab itu bagi para peneliti dan akademisi sekarang sudah mulai terbuka, dan itu akan bisa dilakukan oleh generasi muda kita," ujar Menteri Siti.
Lebih lanjut, Menteri Siti mengungkapkan keyakinannya akan komitmen dan kerja keras bersama, dapat menghadapi tantangan lingkungan yang ada dan mewujudkan visi Indonesia yang lebih hijau, adil, dan berkelanjutan. Menteri Siti berharap, kegiatan ini dapat terus berlanjut dan berkembang, menjadi inspirasi bagi lebih banyak orang untuk terlibat dalam upaya pelestarian lingkungan.
"Mari kita jadikan momentum ini sebagai titik awal dari gerakan besar yang melibatkan seluruh elemen masyarakat, terutama kaum muda, dalam menjaga dan merawat bumi kita tercinta," katanya.
Sementara itu, Ketua Institut Hijau Indonesia sekaligus Founder Green Leadership Indonesia (GLI), Chalid Muhammad, melaporkan bahwa GLI bekerjasama dengan Ditjen PDASRH, BSILHK dan BP2SDM KLHK membangun Laboratorium Keadilan Sosial dan Ekologi (Lab Ekosos). Ia menjelaskan bagaimana program ini menyambungkan antara pemuda di kampus untuk duduk bersama-sama di satu tapak, berdiskusi dan belajar bersama misalnya menghitung biodiversity, melihat bagaimana kontribusi ekonomi suatu kawasan, bahkan menghitung karbon, termasuk kontribusi Lab Ekosos terhadap program Indonesia's FOLU Net Sink 2030.
"Kami berharap Lab Ekosos ini menjadi tempat dimana alumni Green Leadership Indonesia, Green Youth Movement, Green Ambassador, bersama generasi muda yang lain tidak hanya berdiskusi, tetapi memikirkan bagaimana masa depan Indonesia akan dibangun karena merekalah sesungguhnya pemilik dan pewarisnya," ujar Chalid.
Pada saat yang sama, GLI bersama UPT KLHK di seluruh Indonesia bersama generasi muda melakukan penanaman serentak yang menjadi bagian dari gerakan Kaum Muda Menanam ke-2. Menteri LHK Siti Nurbaya berkesempatan menyapa dan berdiskusi bersama perwakilan para peserta penanaman pohon di lima lokasi yaitu KHDTK Rarung NTB, KHDTK Bukit Suligi Riau, KHDTK Kintap Kalsel, KHDTK Tabo-Tabo Sulsel, dan hutan lindung Angke Kapuk Jakarta.
_______________
Jakarta, KLHK, 10 Agustus 2024
Website:
www.ppid.menlhk.go.id