Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memberikan penghargaan Program Kampung Iklim (ProKlim) pada 89 entitas di Festival LIKE 2 yang berlangsung di Jakarta Convention Center (09/08/2024).
ProKlim telah berjalan selama 13 tahun sejak tahun 2012, program ini dilaksanakan secara konsisten sebagai bukti nyata upaya masyarakat Indonesia untuk mewujudkan pembangunan rendah karbon dan berketahanan iklim, khususnya di tingkat tapak. Tercatat, hingga Bulan Juli 2024 ProKlim yang terbentuk telah mencapai +10.113 unit dan terus bertambah. Adapun provinsi dengan pengusul terbanyak di 2024 adalah Provinsi Jawa Tengah, Jawa Barat dan Jawa Timur.
Penerima penghargaan ProKlim diseleksi dari 1.842 lokasi yang teregistrasi Sistem Registrasi Nasional Pengendalian Perubahan iklim (SRN PPI) KLHK (https://srn.menlhk.go.id/). Hal tersebut menunjukan bahwa banyak pihak di Indonesia yang peduli dan berkomitmen terhadap pengendalian perubahan iklim. Penghargaan tersebut merupakan wujud apresiasi KLHK terhadap para pihak yang melaksanakan aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Festival LIKE kali ini mengusung tema “10 Tahun Kerja untuk Sustainabilitas”.
Dalam sambutannya, Menteri LHK Siti Nurbaya menjelaskan bahwa ProKlim merupakan bagian dari komitmen dan kontribusi Indonesia dalam upaya pengendalian perubahan iklim global khususnya peran dari Non-Party Stakeholder (NPS) sebagaimana dituangkan dalam Glasgow Climate Pact dan Sharm el Sheik Implementation Plan.
“Penghargaan yang diberikan ini merupakan pengakuan atas kerja keras dari pelaksana ProKlim, kepala daerah yang telah menjalankan fungsi pembinaan dengan baik, serta dunia usaha, perguruan tinggi dan yayasan yang mengambil peran aktif dalam mendukung dan mendampingi pelaksanaan ProKlim di akar rumput”, tutur Menteri Siti.
Menteri Siti menambahkan, terdapat tiga upaya percepatan pencapaian target ProKlim yang saat ini dilakukan yaitu sosialisasi dan bimbingan teknis, pencatatan data oleh enumerator ProKlim, dan rekonseptualisasi ProKlim.
ProKlim saat ini dikembangkan menjadi Program Komunitas untuk Iklim, hal tersebut dilakukan untuk memperluas jangkauan pelaksanaan ProKlim dan mengoptimalkan peran serta seluruh pihak serta mendorong aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim menjadi gaya hidup yang berkelanjutan.
"Saat ini semua unit di KLHK melakukan konsolidasi dari semua komunitas yang dibinanya untuk menjadi bagian dari Program Komunitas untuk Iklim (Proklim)", jelas Menteri Siti.
Menteri Siti menerangkan lebih lanjut, dari hasil identifikasi tersebut,target yang dapat dicapai untuk Proklim dapat mencapai 42 ribu komunitas. Jumlah tersebut antara lain terdiri dari Adiwiyata sebanyak 28.700 kelompok, Hutan Sosial 10.852 kelompok, Kemitraan Konservasi 632 kelompok, Masyarakat Peduli Gambut 1.300 kelompok, Masyarakat Peduli Api 704 kelompok.
"Mari kita konsolidasikan dan mari kita bekerja keras untuk mengatasi perubahan iklim dari tingkat tapak!", ajak Menteri Siti.
Terdapat tiga target Program Komunitas untuk Iklim yaitu kuantitas, kualitas, dan kontinuitas. Target kuantitas berkaitan dengan registrasi lokasi administrasi dan wilayah kerja komunitas yang melibatkan partisipasi para pihak terkait.
Peningkatan kualitas berfokus pada partisipasi aktif masyarakat, evaluasi berkelanjutan, dan peningkatan efisiensi. Sementara upaya mendorong kontinuitas ProKlim dilakukan dengan penguatan kolaborasi multi pihak pada tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/kota mengingat kegiatan di lokasi ProKlim bersifat multisektor.
Selain menyampaikan penghargaan ProKlim, dalam kesempatan ini, Menteri LHK melakukan soft launching buku ”Gerakan Akar Rumput - Bunga Rampai Satu Dekade ProKlim”. Buku tersebut memberikan gambaran perjalanan ProKlim dari sejak diluncurkan hingga bertransformasi menjadi Program Komunitas untuk Iklim pada bulan Oktober 2023.
Menteri Siti berharap, buku Satu Dekade ProKlim diharapkan dapat menjadi referensi dalam pelaksanaan Program Komunitas untuk Iklim, sehingga masing-masing pihak yang terlibat dapat mengoptimalkan peran dalam membentuk dan mengembangkan komunitas untuk iklim.
”Harapannya target 20.000 lokasi dapat terwujud di tahun ini dan kedepannya ProKlim dapat terus berkembang dengan memperhatikan aspek kuantitas, kualitas, dan kontinuitas, untuk bumi yang lebih baik”, tutup Menteri Siti.(*)