background

Berita klhk

post image

UNEP Gandeng KLHK dan Kemenkes Gelar Workshop Kolaborasi Asia Fasifik Atasi Krisis Polusi Udara


United Nations Environment Programme (UNEP) bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), menggelar Regional Workshop on National Air Pollutant Emissions Inventory sebagai rangkaian kegiatan menjelang 5th Ministerial Meeting of the Regional Forum on Health and Environment of Asia Pacific (APRFHE). Acara yang berlangsung di Jakarta (23/09) ini dihadiri oleh 40 peserta yang berasal dari perwakilan pemerintah, organisasi regional dan internasional, serta para pakar dan praktisi lingkungan.

Kegiatan ini mendukung upaya penanggulangan polusi udara yang dihadapi negara-negara Asia-Pasifik. Dengan demikian, kapasitas untuk mengukur, memantau, dan melaporkan emisi pencemar udara dapat diperkuat secara akurat. Masalah polusi udara menjadi tantangan kesehatan dan lingkungan yang sangat mendesak di kawasan Asia-Pasifik.

Pertumbuhan urbanisasi yang pesat, perubahan iklim, serta meningkatnya emisi dari berbagai sumber telah memperburuk kualitas udara di banyak kota besar. Polusi udara tidak hanya berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat tetapi juga mengancam kelestarian ekosistem serta keberlanjutan lingkungan.

Salah satu isu yang paling mendesak adalah polusi udara yang diakui sebagai salah satu risiko terbesar terhadap kesehatan global dan lingkungan. Pada sidang pertama United Nations Environment Assembly (UNEA) di Nairobi pada tahun 2014, polusi udara ditetapkan sebagai isu prioritas yang membutuhkan aksi segera dari komunitas internasional. Hal ini diperkuat dengan resolusi terbaru UNEA pada sidang ke-6 di tahun 2024 yang mempromosikan kerja sama regional dalam penanganan polusi udara.

Dalam sambutannya, Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan yang disampaikan oleh Direktur Pengendalian Pencemaran Udara, Sinta Saptarina, mengatakan KLHK menekankan pentingnya langkah kolektif untuk menangani masalah kualitas udara.

“Kami menyampaikan apresiasi kepada para penyelenggara dan peserta yang telah berkomitmen untuk bersama-sama mencari solusi terhadap masalah polusi udara. Dengan inventarisasi yang akurat, kita dapat memahami sumber polusi dan merumuskan langkah-langkah yang tepat untuk menguranginya," jelasnya.

Polusi udara sebagai salah satu ancaman kesehatan masyarakat terbesar abad ini. Berdasarkan data WHO, polusi udara luar ruangan menyebabkan 4,1 juta kematian dini setiap tahun akibat paparan partikel halus (PM2.5).

Workshop ini memfokuskan diskusi pada dua komponen utama dalam pengelolaan kualitas udara yaitu pemantauan kualitas udara dan inventarisasi emisi. Inventarisasi emisi adalah catatan rinci tentang berapa banyak pencemar udara yang dilepaskan dari berbagai sumber seperti kendaraan, industri, dan peristiwa alam selama periode waktu tertentu. Informasi ini penting untuk mengidentifikasi sumber utama pencemaran dan mengambil langkah mitigasi yang tepat.

Indonesia telah mencapai kemajuan besar dalam mengembangkan Inventarisasi Emisi (IE). KLHK telah menerapkan berbagai regulasi, membangun aplikasi sistem IE, serta mengadakan pelatihan intensif dan berkoordinasi dengan pemerintah daerah. Inventarisasi emisi ini menjadi langkah penting dalam pengelolaan kualitas udara, karena membantu mengidentifikasi sumber utama polusi dan memperkirakan tingkat emisi.

Dengan data ini, pemerintah dapat merancang dan mengevaluasi kebijakan udara bersih dengan lebih tepat. Selain itu, IE memungkinkan negara untuk menilai dampak polusi terhadap kesehatan masyarakat dan memastikan pencapaian target pembangunan berkelanjutan dari PBB.

Sebagai contoh di Jakarta, sektor transportasi menyumbang 57% dari total konsentrasi PM2.5. Oleh karena itu, upaya pengurangan emisi difokuskan pada pengembangan transportasi massal, pemberian insentif kendaraan listrik, dan program pengurangan penggunaan kendaraan berbahan bakar fosil.

Meskipun inventarisasi emisi adalah tugas yang kompleks dan penuh tantangan, termasuk keterbatasan teknis dan koordinasi lintas sektor, workshop ini memberikan kesempatan berharga bagi negara-negara di Asia-Pasifik untuk saling berbagi pengetahuan dan praktik terbaik. Dengan kolaborasi erat antara pemerintah, institusi riset, dan komunitas internasional, diharapkan pendekatan yang lebih efektif dalam mengurangi polusi udara dapat diimplementasikan secara luas.

"Dengan kerja sama regional yang kuat, kita dapat mencapai kemajuan signifikan dalam meningkatkan kualitas udara dan kesehatan masyarakat di kawasan ini," tegas Sinta. Ia juga berharap hasil workshop ini dapat memberikan masukan berharga bagi pertemuan menteri di Forum Regional Asia Pasifik yang akan datang.

Workshop ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang berarti untuk pertemuan menteri mendatang dan menghasilkan solusi nyata untuk mengatasi masalah polusi udara di Asia Pasifik. Dalam sesi diskusi World Café, peserta akan memiliki kesempatan untuk berbagi pengalaman, praktik terbaik, dan tantangan yang mereka hadapi dalam membuat inventaris emisi di negara masing-masing.(*)

___________

Jakarta, KLHK, 30 September 2024


Website:

www.ppid.menlhk.go.id

Bagikan Berita / Artikel
Pengaduan
PENGADUAN