background

Berita klhk

post image

Soft-Launching Revitalisasi SIDIK Membangun Ketangguhan Iklim


Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim resmi melaksanakan Soft-Launching Revitalisasi SIDIK (Sistem Informasi Data Indeks Kerentanan) hari ini di Jakarta, 17 Desember 2024. Acara ini bertujuan untuk memperkenalkan versi terbaru SIDIK yang lebih akurat, mudah diakses, dan relevan dengan tantangan perubahan iklim saat ini.

Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim, Laksmi Dhewanthi, menyatakan, "Sebagai bagian dari strategi adaptasi perubahan iklim nasional, kami di Kementerian Lingkungan Hidup telah mengembangkan Sistem Informasi Data Indeks Kerentanan (SIDIK). SIDIK adalah perangkat berbasis web yang dirancang untuk menganalisis dan memetakan tingkat kerentanan wilayah terhadap perubahan iklim. Sistem ini memanfaatkan data sosial-ekonomi, infrastruktur, dan lingkungan yang dirilis oleh BPS melalui Potensi Desa (PODES), serta dilengkapi dengan fitur untuk menambahkan indikator lokal. Hal ini memungkinkan SIDIK menjadi alat yang dinamis dan responsif terhadap kebutuhan pengguna di berbagai wilayah."

Ia menambahkan bahwa, "Pada Juni 2024, SIDIK mendapatkan pengakuan global dengan meraih penghargaan United Nations Public Service Award (UNPSA) 2024 untuk kategori khusus tackling climate change. Namun, kami menyadari bahwa kebutuhan pengguna dan kemajuan teknologi informasi terus berkembang. Oleh karena itu, SIDIK harus terus diperbarui untuk memastikan relevansi dan efektivitasnya."

"Sejak tahun 2023, kami telah melakukan diskusi intensif untuk meningkatkan performa SIDIK. Dari sisi metodologi, SIDIK kini dirancang berdasarkan konsep kerentanan sebagaimana yang tercantum dalam IPCC Assessment Report ke-5. Perubahan ini memungkinkan SIDIK mengadopsi pendekatan berbasis spasial, menggantikan unit analisis berbasis administrasi, agar lebih sesuai dengan dampak perubahan iklim yang tidak mengenal batas administrasi. Dari sisi teknologi, SIDIK sedang dikembangkan untuk mendukung interoperabilitas dengan sistem informasi lainnya, serta memanfaatkan perangkat keras yang lebih canggih," jelas Laksmi Dhewanthi.

Menganalisis dan memetakan tingkat kerentanan wilayah terhadap perubahan iklim menjadi penting karena perubahan iklim telah dan akan terus memberikan dampak pada seluruh aspek kehidupan manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Wilayah dan kelompok masyarakat yang rentan terhadap perubahan iklim menjadi yang paling terdampak, sehingga penyesuaian dan adaptasi terhadap perubahan tersebut menjadi kebutuhan mendesak. Dalam konteks pemerintahan, upaya adaptasi ini harus dirancang secara terencana dan terintegrasi dalam pembangunan.

Proses revitalisasi SIDIK telah dimulai pada awal 2024 dengan reviu menyeluruh terhadap SIDIK yang ada. Saat ini, telah tersedia versi Beta SIDIK baru yang fokus pada wilayah Pulau Jawa. "Soft-launching hari ini menandai awal dari pengembangan penuh SIDIK yang baru, sementara versi SIDIK sebelumnya masih akan digunakan hingga proses revitalisasi selesai," ujar Laksmi Dhewanthi.

Proyek revitalisasi SIDIK ini didukung oleh proyek readiness National Adaptation Plan (NAP) yang didanai oleh Green Climate Fund (GCF) melalui UNDP Indonesia. Laksmi Dhewanthi juga menyampaikan apresiasi kepada tim UNDP Indonesia, serta semua pihak yang telah bekerja keras hingga tercapainya tahap ini.

"Meskipun telah mencapai tonggak penting ini, pekerjaan masih panjang untuk menciptakan SIDIK yang sepenuhnya dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak. Dengan semangat kolaborasi, kami berkomitmen untuk terus menyempurnakan SIDIK agar dapat memberikan manfaat yang lebih luas dalam mendukung perencanaan adaptasi perubahan iklim di Indonesia," tutup Laksmi Dhewanthi.

Dalam acara ini, turut hadir Asisten Deputi Koordinasi dan Fasilitasi Strategi Pengembangan Praktik Terbaik Pelayanan Publik Kementerian PANRB, Direktur Pemetaan dan Evaluasi Risiko Bencana BNPB, Direktur Adaptasi Perubahan Iklim, Direktur Lingkungan Hidup Kementerian PPN/Bappenas, serta Direktur Sinkronisasi Urusan Pemerintah Daerah I Ditjen Bangda Kemendagri. Mereka menyampaikan pandangan mengenai pentingnya kolaborasi lintas sektor (interoperabilitas) untuk meningkatkan kapasitas adaptasi Indonesia terhadap perubahan iklim.

Acara Launching Revitalisasi SIDIK ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk perwakilan dari Kementerian/Lembaga, Perguruan Tinggi/Lembaga Riset, Mitra Pembangunan/NGO, Mitra Pembangunan. (*)

________________________________

Jakarta, Kemenhut, 17 Desember 2024


Website:

www.ppid.menlhk.go.id

Bagikan Berita / Artikel
Pengaduan
PENGADUAN